Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Memahami Konflik Uighur di Xinjiang

Persoalan lama Uighur terkait persekusi yang dilakukan oleh pemerintah China kembali mencuat. Berawal dari viralnya beberapa video keprihatinan yang digawangi oleh aktivis Uighur di AS, yang menceritakan bagaimana kondisi etnis Uighur di bawah bayang-bayang tangan besi rezim komunis China—yang berusaha merekonstruksi identitas ke-China-an etnis Uighur. Memaksa secara sistemik etnis Uighur dan etnis minoritas lainnya dengan Sinicization “Menjadi China”. Gayung bersambut, di beberapa negara terjadi demonstrasi mengutuki kekerasan fisik dan psikologisyang dilakukan oleh China terhadap etnis Uighur, tidak terkecuali di Indonesia. Secara demografi, mayoritas etnik Uighur menempati wilayah Turkistan Timur atau yang kemudian China menyebutnya Xinjiang “Wilayah Baru”. Etnis Uighur memiliki akar budaya, bahasa dan agama yang berbeda dengan etnis Han (mayoritas etnis di China). Uighur lebih dekat secara bahasa dengan etnis Turk (yang berbahasa Turkik, bukan hanya Turki, tapi juga yang t...

Nasihat Prof. Quraish Shihab

Nasehat Abi nya Najwa.. Tulisan Prof. Quraish Shihab, yang bagus sekali : "Keberuntungan" kadang memainkan perannya dalam kehidupan manusia, sekalipun kerap tidak masuk akal. Karena itulah takdir mereka. Boleh jadi keterlambatanmu dari suatu perjalanan adalah keselamatanmu Boleh jadi tertundanya pernikahanmu adalah suatu keberkahan Boleh jadi dipecatnya engkau dari pekerjaan adalah suatu maslahat Boleh jadi sampai sekarang engkau belum dikarunia anak itu adalah kebaikan dalam hidupmu. Boleh jadi engkau membenci sesuatu tapi ternyata itu baik untukmu, karena Allah Maha Mengetahui Sedangkan engkau tidak mengetahui. Sebab itu, jangan engkau merasa gundah terhadap segala sesuatu yang terjadi padamu, karena semuanya sudah atas izin Allah Jangan banyak mengeluh karena hanya akan menambah kegelisahan. Perbanyaklah bersyukur, Alhamdulillah, itu yang akan mendatangkan kebahagiaan. Terus ucap alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah, sampai engkau tak mampu lagi men...

Yang lebih parah daripada telat rapat

"Yes, akhirnya aku datang rapat nggak terlambat!" Celetuk seorang adik tingkat di sekitaran fakultasku tercinta. Mungkin terdengar biasa saja, sudah wajar kan kita bahagia? Kalau ada hal-hal luar biasa yang berhasil kita raih? Entah datang kumpul paling pertama, sukses besar mengadakan acara, sampai mendapat nilai ujian sempurna. Semuanya menyenangkan dan mencipta bahagia. Entah karena bangga, atau puas karena bisa memenuhi ekspektasi teman-temannya. Yah, namanya juga manusia. Senang kalau bisa dihargai yang lainnya, atau saat dipuji karena apa yang dilakukannya. Mereka mengejar hal itu semua, supaya bisa diakui oleh sesamanya. Ah, rasanya tidak ada yang aneh disana. Namun, kenapa aku tidak temukan kebanggaan itu. Puji dan apresiasi itu tidak diperjuangkan, kalau sudah berurusan dengan Allah? Berapa banyak dari manusia, yang senang dan bangga ketika bisa shalat berjamaah tepat waktu bersama? Berapa banyak, yang ingin dipuji oleh Allah karena berhasil jatuh cinta...

Setiap malam, bumi meminta izin kepada Allah untuk menghabisi manusia

Assalamualaikum sahabat fillah Dari Anas bin Malik, dia berkata: . “Nabi naik ke Uhud bersamanya Abu Bakar, Umar dan Utsman. Tiba-tiba gunung berguncang. Maka Nabi menghentakkan kakinya dan berkata: . Tenanglah Uhud! Yang ada di atasmu tiada lain kecuali Nabi, Shiddiq dan dua orang syahid.” (HR Bukhori Muslim). . Gempa juga tercatat pernah terjadi di Masa kekhilafahan Umar, sebagaimana yang disampaikan dalam riwayat Ibnu Abid Dun-ya dalam Manaqib Umar. . Madinah sebagai pusat pemerintahan kembali berguncang. Umar menempelkan tangannya ke tanah dan berkata kepada bumi, “Ada apa denganmu?” . Dan inilah pernyataan sang pemimpin tertinggi negeri muslim itu kepada masyarakat pasca gempa, . “Wahai masyarakat, tidaklah gempa ini terjadi kecuali karena ada sesuatu yang kalian lakukan. . Alangkah cepatnya kalian melakukan dosa. Demi yang jiwaku ada di tangan-Nya, jika terjadi gempa susulan, aku tidak akan mau tinggal bersama kalian selamanya!” . Shahabat Ka’ab bin Malik memp...

Siapa Namanya?

"Saya minta tolong ambilkan gelas atau mangkuk kosong sama sendoknya satu ya, Mas Doni, makasih" Dengar kalimat itu, teman-teman semeja saya ngedumel "ih ngapain pake baik-baik segala. Harusnya lu omelin, udah dibilangin es nya dikit aja, dicemplungin segambreng. Mending tuker baru aja sih". Ada lagi respon yang lebih lucu, "kok lu tau-tauan namanya Doni, sih? Lu sering makan disini? Akrab bener". Jawaban saya sembari keketawaan.. "Lu liat ini tempat rame bener. Nginget pesanan detail itu PR. Salah gue sendiri pesenannya ribet. Lagian masih bisa diakalin kan, kurangin es batunya. Beres. Kalau diganti, buat siapa? Lu mau bayarin? Haha" "Soal nama, lu ga liat, itu tiap pramusaji pake name tag bukan buat pajangan. Buat mempermudah kita nyapa. Tinggal baca aja susah bener" Teman-teman saya cuma geleng-geleng sambil bilang "kerajinan lu" Engga, engga. Ini bukan soal kurang kerjaan apalagi kerajinan. Soal panggilan nama,...

Apakah Sudah Penuh

* Seorang guru besar di depan audiens nya memulai materi kuliah dengan menaruh topless yg bening & besar di atas meja. * Lalu sang guru mengisinya dengan bola tenis hingga tidak muat lagi. Beliau bertanya: "Sudah penuh?" * Audiens menjawab: "Sudah penuh". * Lalu sang guru mengeluarkan kelereng dari kotaknya & memasukkan nya ke dlm topless tadi. Kelereng mengisi sela2 bola tenis hingga tdk muat lagi. Beliau bertanya: "Sdh penuh?" * Audiens mjwb: "Sudah penuh". * Setelah itu sang guru mengeluarkan pasir pantai & memasukkan nya ke dlm topless yg sama. Pasir pun mengisi sela2 bola & kelereng hingga tdk bisa muat lagi. Semua sepakat kalau topless sdh penuh & tdk ada yg bisa dimasukkan lg ke dalamnya. * Tetapi terakhir sang guru menuangkan secangkir air kopi ke dalam toples yg sdh penuh dgn bola, kelereng & pasir itu. Sang Guru kemudian menjelaskan bahwa: "Hidup kita kapasitasnya terbatas spt topless. Masing2...

Bedakan anatara menikmati masa muda dan menghancurkan masa depan

gue nemu post itu di twitter, yang menurut gue "literally" pas banget buat milennials sekarang. jujur aja, gue atau pun lingkungan gue terkadang masih sedikit salah menafsirkan hal-hal yang kita lakuin. dalih "menikmati masa muda" selalu jadi senjata pamungkas. alih alih sadar kalau yang dilakuin sebenarnya lebih ke "merusak masa depan". • dari yang paling simple aja : males. "Ah ntar aja lah, masih muda" "Ah ntar aja lah, masih banyak waktu" "Jalanin aja lah, gimana nanti" Kebiasaan menunda, atau mikir kalau "masa muda" buat leha-leha, gak disadarin sebenernya ngerusak masa depan secara perlahan. Kita yang harusnya bisa productive ngerjain sesuatu, malah lebih demen menunda semua kegiatan kita. Berbekal "entar aja". Pada akhirannya, bablas gak dilakuin satupun • ngabisin waktu buat hal gak productive; nongkrong tiap saat, ngegame tiap waktu, nonton drama korea / series sehari hari, buka tut...

Nilai Untuk Mahasiswa

Tanda2 akhir jaman kali ya, ada mahasiswa protes pada sy gara2 sy kasih nilai C. Protes krna merasa selalu masuk, selalumengumpulkan tugas, dan ikut ujian. Bagi dosen, memberi nilai A atau B itu gampang, tapi nantinya akan jadi beban jika ternyata kemampuan mahasiswa nggak singkron antara nilai di atas kertas dg keilmuannya. Bagaimana kita mempertanggungjawabkan nilai2 yg begitu bombastis dg keahlian saat memasuki dunia kerja. Ada teman sy yg suka memberi nilai A, semua mahasiswa yg ikut mata kuliahnya diberi nilai A. Dia menjelaskan ke mahasiswanya bahwa nilai A itu biar jadi beban moral setelah lulus nanti. Dengan nilai bagus, mahasiswa harus mengupgrade skillnya supaya sesuai dg nilai di atas kertas. Jadi, pemberian nilai A bagi teman sy bukan karena penghargaan, tapi sebagai pecutan bagi mahasiswa; nilaimu sebagus itu kamu bisa apa? Beda dosen beda kebijakan. Sy nggak bisa memberi nilai seragam, harus ada bedanya antara mahasiswa cerdas, kreatif, dan rajin, dengan ma...

Perbedaan Anak Kuliah Generasi Sekarang dan Generasi Sebelum Sekarang

Based on true story. Perbedaan kebanyakan generasi anak kuliahan jaman sekarang dengan kebanyakan generasi anak kuliahan jamanku : Situasi 1: Habis pengumuman nilai ujian Generasi sekarang (GS) : sibuk nelponin dosen utk protes. Klo perlu, minta tolong ke ortunya juga utk nelponin atau ndatengin dosen yg bersangkutan ke kampus krn udah ngasi nilai yg tidak memuaskan (padahal wis jelas, nilainya jelek krn si anak jarang masuk atau hasil tugasnya mmg gak bermutu). Generasiku (GQ) : menerima nilai dengan legowo krn menyadari kekurangan dan kelebihannya. Yg nilainya bagus, seneng. Yg nilainya jelek, nyengir jaran trus berjanji utk bisa lbh baik semester depan. Situasi 2 : Mau bikin janji dengan dosen utk asistensi GS : Hubungi via WA dengan bahasa komunikasi yg bikin dosen yg baca pingin mbanting HPnya. "Pak, Bapak dimana? Besok bisa ketemu nggak, Pak?" Dosen menjawab, "Saya bisa jam 1." "Lho klo jam 1 aku nggak bisa, Pak. Aku ada kuliah. Gini aja...

Lirik Lagu Lancang Kuning

Lancang kuning.. Lancang kuning berlayar malam Hai berlayar malam Haluan menuju... Haluan menuju kelaut dalam Kalau nakhoda... Kalau nakhoda kuranglah paham Hai kuranglah paham Alamatlah kapal... Alamatlah kapal akan tenggelam Lancang kuning... Lancang kuning menentang badai Hai menentang badai Tali kemudi... Tali kemudi berpilin tiga

Waisat Rasulullah Ketika Datang Bulan Ramadhan

“Wahai manusia! Sungguh telah datang kepada kalian bulan Allah yang membawa berkah, rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-harinya paling utama. Malam-malamnya paling utama. Detik demi detiknya paling utama. Inilah bulan di mana kalian diundang menjadi tetamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Di bulan ini napas-napas kalian menjadi tasbih, tidur kalian ibadah, amal-amal kalian diterima dan doa-doa kalian dikabulkan. Bermohonlah kepada Allah, Tuhan kalian, dengan niat yang tulus dan hati yang suci, agar Dia membimbing kalian untuk melakukan shiyam dan membaca Kitab-Nya. Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah pada bulan agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fakir dan miskin. Muliakanlah orang tua. Sayangilah yang muda. Sambungkanlah tali persaudaraan. Jagalah lidah. Tahanlah pandangan dari apa yang tidak halal untuk kalian pandang. Peliharalah pendengaran dari apa yang tidak halal untuk...