Langsung ke konten utama

Assalamualaikum kawan.

Salam rindu buatmu yang ntah dimana kini.
Bagaimana khabarmu sekarang? Kuharap kau selalu dalam keadaan baik. Loh kok kau tidak bertanya tentang khabarku? Adakah kau sudah mengetahuinya? Yah begitulah, sedikit ku ceritakan keadaanku sekarang. Aku seperti ular sawah yang telah kenyang dengan kambing buruannya. Mengerti maksudku bukan? Ia aku sangat enggan sekali untuk bergerak, hingga kulitku sekarang berwarna sama dengan dinding kontrakanku, iya putih, karena aku jarang untuk keluar rumah. Tapi kau taulah bagaimana putihnya dinding itu, putih yang penuh noda, bahkan noda ya lebih dominan, demikianlah kulit tubuhku. Haha akhirnya aku berhasil membuatmu tertawa. Hei kawan, aku ingin memberi tahu padamu bahwa api itu panas. Mengapa kau tertawa lagi? Oh jadi kau sudah tau mengenai hal itu? Bagaimana bisa? Oh aku tahu, pasti kau sering bermain api, hingga bulu matamu terbakar. Benar bukan? Hei kawan, jangan suka bermain api, nanti kau bisa terbakar. Eh tapi tidak apa-apa juga, hitung-hitung sebagai latihan untuk di akhirat kelak. Kau kan pendosa haha. Ups maaf, tidak sepatutnya aku berkata demikian, aku kan juga pendosa. Berarti aku harus ikut bermain api bersamamu, agar terbiasa.

Oh ya, aku ingin sedikit bercerita bahwa aku sekarang suka memainkan kunci. Iya kunci, kunci rumah, kunci motor, tapi aku tak suka dengan kunci inggris. Karena tidak bisa digunakan untuk membersihkan kotoran telinga. Itu kebiasaanmu kan. Haha dan kau tertawa lagi. Aku pun ikut tertawa, selamat kau berhasil membuatku tertawa. Apa kau masih meneruskan kebiasaan itu? Aku sarankan jangan! Karena segala sesuatu diciptakan dan dibuat sudah pada tempatnya. Ah kau pasti sudah mengerti ini.

Hm kau bisa main gitar kan? Aku minta kau mainkan satu lagu untuk ku. Sekali ini saja. Mau ya? Tolong mainkan lagu ho'oponopono. Jangan terkejut! Memang itu judul lagunya. Coba saja kau cari di buku kesenian, pasti ada, jangan kau cari di internet! aku tak mau. Kau mainkan lagu itu agar aku bisa sedikit tenang, bisa lebih sabar, bisa rileks (kata orang keren), bisa lebih santai. Karena aku rasa banyak binatang beranak-pinak dan membangun perkebunan didalam kepalaku. Setiap saat mereka berkeliaran, laksana deburan ombak yang tiada henti, aseek. Kali ini aku tak berhasil membuatmu tertawa, sial.

Ah sudahlah, nampaknya sudah begitu panjang ceritaku ini, aku yakin kau pun sudah mulai bosan membacanya. Aku ingin berpesan, jangan kau sering begadang, nanti kau dimarahi sama bang roma, iya bang roma yang memiliki banyak pohon kelapa. Perbaiki lagi ibadahmu, shalat sububmu jangan sampai tinggal, agar masuk surga kau, kalau pun tak masuk surga, bisa lah kau cium bau surga itu. Giatkan lagi belajarmu itu, supaya jadi pintar kau, supaya  bisa membedakan mana yang fakta dan mana yang hoax, tapi bukan pintar membohongi rakyat ya, ingat itu! Jangan berjanji jika tidak bisa menepati, kau takkan sanggup, ah dasar kau korban dari film anak SMA itu.
Baiklah, tahukah kau kalo aku merindukanmu?
Iya amat sangat. Smoga kita bisa cepat bertemu, aamiin.
Tapiiiii.... Tunggu dulu..
Siapa kau? Apa yang kau perbuat disini? Jangan bilang kau pencuri! Karena aku pernah bermasalah dengannya. Baik-baik kau ya. Eh kenapa aku ini? Kambuh kah? Ku rasa iya.
Haha hei benalu! terimakasih telah menghabiskan beberapa menit untuk membaca hal yang sangat penting ini, aku sangat bangga. Jadilah benalu yang sadar akan diri sendiri!
Harapanku, Semoga kau bisa membacanya.

Wassalam
Pekanbaru 20 maret 2018, 05:50 wib
Kontrakan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nilai Untuk Mahasiswa

Tanda2 akhir jaman kali ya, ada mahasiswa protes pada sy gara2 sy kasih nilai C. Protes krna merasa selalu masuk, selalumengumpulkan tugas, dan ikut ujian. Bagi dosen, memberi nilai A atau B itu gampang, tapi nantinya akan jadi beban jika ternyata kemampuan mahasiswa nggak singkron antara nilai di atas kertas dg keilmuannya. Bagaimana kita mempertanggungjawabkan nilai2 yg begitu bombastis dg keahlian saat memasuki dunia kerja. Ada teman sy yg suka memberi nilai A, semua mahasiswa yg ikut mata kuliahnya diberi nilai A. Dia menjelaskan ke mahasiswanya bahwa nilai A itu biar jadi beban moral setelah lulus nanti. Dengan nilai bagus, mahasiswa harus mengupgrade skillnya supaya sesuai dg nilai di atas kertas. Jadi, pemberian nilai A bagi teman sy bukan karena penghargaan, tapi sebagai pecutan bagi mahasiswa; nilaimu sebagus itu kamu bisa apa? Beda dosen beda kebijakan. Sy nggak bisa memberi nilai seragam, harus ada bedanya antara mahasiswa cerdas, kreatif, dan rajin, dengan ma...

Perbedaan Anak Kuliah Generasi Sekarang dan Generasi Sebelum Sekarang

Based on true story. Perbedaan kebanyakan generasi anak kuliahan jaman sekarang dengan kebanyakan generasi anak kuliahan jamanku : Situasi 1: Habis pengumuman nilai ujian Generasi sekarang (GS) : sibuk nelponin dosen utk protes. Klo perlu, minta tolong ke ortunya juga utk nelponin atau ndatengin dosen yg bersangkutan ke kampus krn udah ngasi nilai yg tidak memuaskan (padahal wis jelas, nilainya jelek krn si anak jarang masuk atau hasil tugasnya mmg gak bermutu). Generasiku (GQ) : menerima nilai dengan legowo krn menyadari kekurangan dan kelebihannya. Yg nilainya bagus, seneng. Yg nilainya jelek, nyengir jaran trus berjanji utk bisa lbh baik semester depan. Situasi 2 : Mau bikin janji dengan dosen utk asistensi GS : Hubungi via WA dengan bahasa komunikasi yg bikin dosen yg baca pingin mbanting HPnya. "Pak, Bapak dimana? Besok bisa ketemu nggak, Pak?" Dosen menjawab, "Saya bisa jam 1." "Lho klo jam 1 aku nggak bisa, Pak. Aku ada kuliah. Gini aja...

Tiga Hal yang Dicintai dari Dunia

 Oleh : Syaiful Waliyadin جلس رسول الله صلى الله عليه وسلم مع أصحابه رضي الله عنهم وسألهم مبتدئًا بأبي بكر الصديق: ماذا تحب من الدنيا؟ فقال أبو بكر رضي الله عنه: أحب من الدنيا ثلاثًا: الجلوس بين يديك، والنظر إليك، وإنفاق مالي عليك. وأنت يا عمر؟ قال عمر: أحب ثلاثًا: أمر بالمعروف ولو كان سرًّا، ونهي عن المنكر ولو كان جهرًا، وقول الحق ولو كان مرًّا. وأنت يا عثمان؟ قال عثمان: أحب ثلاثًا: إطعام الطعام، وإفشاء السلام، والصَّلاة بالليل والناس نيام. وأنت يا علي؟ قال علي: أحب ثلاثًا: إكرام الضيف، والصوم بالصيف، وضرب العدوِّ بالسيف، ثم سأل أبا ذر الغفاري: وأنت يا أبا ذر: ماذا تحب في الدنيا؟ قال أبو ذر: أحب في الدنيا ثلاثًا: الجوع، والمرض، والموت، فقال له ذاكرًا صلى الله عليه وسلم: ولم؟ فقال أبو ذر: أحبُّ الجوع؛ ليرقَّ قلبي، وأحب المرض؛ ليخف ذنبي، وأحب الموت؛ لألقى ربي، فقال النبي صلى الله عليه وسلم: حُبِّب إلى من دنياكم ثلاث: الطِّيب، والنساء، وجُعلت قرة عيني في الصلاة، وحينئذ تنزل جبريل عليه السلام وأقرأهم السلام وقال: وأنا أحب من دنياكم ثلاثًا: تبليغ الرسالة؛ وأداء الأمانة؛ وحب المساكين؛ ث...